Pura Lempuyang, Surga di Pulau Dewata
Pura Lempuyang
Pura Lempuyang Luhur salah satunya objek wisata di Bali, dan sebagai tempat suci untuk umat Hindu, pura berada daerah sisi Timur pulau dewata persisnya di Kabupaten Karangasem. Dalam peta rekreasi Bali, pura Lempuyang Luhur jadi tujuan mendaki yang lumayan menarik untuk pelancong, khususnya mereka yang bermalam di daerah Bali Timur seperti Amed, Tirtagangga dan Candidasa, sebab posisinya bersisihan.
Pura Lempuyang, yang secara lokal disebutkan Pura Lempuyang Luhur, adalah Pura paling tua dan paling disegani di Bali. Penghormatan ini sama dengan Besakih, yang umum disebutkan The mother temple of Bali. Berkenaan umur dan posisi pura, ke-2 pura ini dipercaya melewati dari sebagian besar pura lain di pulau Bali.
Pura Lempuyang Luhur adalah sasaran yang pas ditempatkan dalam gagasan perjalanan saat di pulau Bali. Pura lempuyang berposisi di pucuk Gunung Lempuyang, dibagian Timur Pulau Bali. Pura lempuyang persisnya ada di ketinggian 1.175 m di permukaan laut.
Untuk capai pura lempuyang luhur, pengunjung harus lewat tangga terjal dengan lebih dari 1.700 anak tangga. Sejauh perjalanan mandaki anak tangga, pengunjung (pemedek, dengan bahasa lokal) dapat berhubungan dengan beberapa puluh monyet. Monyet abu-abu berbuntut panjang ini menempati rimba pegunungan yang sejuk disekelilingnya.
Untuk pengunjung yang tidak kuat mendaki beberapa ribu anak tangga itu, tak perlu kawatir kehilangan peluang nikmati keelokan. Mereka yang tidak naik ke pucuk di Pura Lempuyang masih bisa nikmati panorama cantik di pura Pura Penataran Agung yang istimewa di kaki gunung.
Waktu berkunjung Pura Lempuyang, panoramayang yang pertamanya kali nampak ialah panorama yang mengagumkan dari tangga berpenampilan arsitektur bali dengan naga di ke-2 segi pegangan tangga. Panorama terhebat ada di atas tangga, di mana pengunjung bisa menyaksikan jauh melewati lereng berhutan hijau. Dari status ini Gunung Agung nampak secara jelas.
Pura lempuyang ada di kecamatan abang, kabupaten Karangaem, bali. Status ini ialah ujung timur pulau bali. Lereng timur gunung lempuyang langsung jatuh di pantai timur Bali. Bila pergi dari kota Denpasar, Pura Lempuyang ini dapat diraih lewat teritori rekreasi Candi Dasa melalui kota Amlapura (ibu-kota Kabupaten Karangasem) dengan waktu pintas seputar 2 jam perjalanan dengan motor.
Pilihan lajur yang lain ialah lewat Kecamatan Selat Karangasem, lewat kota Semarapura dengan ambil arah jalan ke Besakih. Jarak yang jauh tidak jadi benar-benar meletihkan saat terbayarkan oleh bentangan bukit yang cantik, air terjun sampai pantai sejauh Jalan ke arah Pura lempuyang. Transportasi untuk capai Pura lempuyang cuman kendaraan individu. Tidak ada transportasi umum untuk capai posisi ini. Pengunjung dapat memakai speda motor sewaan atau mobil carteran. Ke-2 opsi ini benar-benar gampang didapat di sekitar Denpasar.
Pura lempuyang terbuka sepanjang 24 jam. Pura terbuka 24 jam, untuk memberikan fasilitas umat hindu yang kerap lakukan mekemit (bermalam di pura) di pura ini. Tidka ada ticket spesial berbentuk karcis untuk masuk di tempat Pura Lempuyang. Pengunjung cuman dikenai pungutan permobil. Yakni sejumlah 5 ribu rupiah per mobil. Untuk yang akan masuk tempat seputar pura, diharuskan menggunakan kain. bila pengunjung tidakmemebawa, disiapkan sarana sewa kain dengan harga 10 ribu rupiah.
Sarana rekreasi di pura ini tidak demikian komplet, sebab posisi ini tidak dibuat selaku posisi rekreasi. Posisi ini seutuhnya dibuat selaku Pura tempat sembahyang. Ditambahkan adanya ketentuan Wilayah berkenaan larangan pendirian fasilitas pariwisata dalam radius spesifik dari berpura-pura besar, terhitung pura lempuyang.
Tetapi sarana landasan seperti toilet dan warung minuman enteng dan makanan ringan, ada di posisi ini. Sarana itu ditujukan untuk pemedek (umat yang sembahyang) tetapi sudah pasti bisa juga dipakai oleh pelancong.
Dan saat waktu sore mendekati malam, pengunjung dapat nikmati keindahaan sinar sunset yang warna keemasan, spot yang paling cocok untuk berpose ialah di gerbang atau candi nanti yang berada di Pura Lempuyang itu. Karena sangat cantiknya candi itu diberi nama dengan Gates Of Heaven Bali.
Arsitektur yang istimewa, cantik dan elok dengan ornament ciri khas tradisionil Bali tampil jumawa pisahkan area luar pura dengan sisi dalam, seakan pisahkan karakter duniawi manusia dengan arah rohani dan mendekat dengan Si Pembuat.
Anak tangga ke arah area madya mandala yang nanti ke arah khusus mandala Pura Penataran Agung Lempuyang ini dijepit oleh sepasang patung Naga Anantaboga dan Basuki, dan jejeran patung Pandawa, dari patung yang paling bawah yakni Sahadewa, Nakula, Arjuna, Bima, Yudistira dan yang teratas ialah patung Krisna yang diketahui selaku penjelmaan dewa Wisnu. Secara mental penempatan patung-patung itu memberi penegasan tiap tingkatan tempat mempunyai arti yang berbeda.
Dari lempuyang Madia (dapat diraih dnegankendaraan) ke arah pempuyang luhur, Pengunjung harus lewat jalan mendaki. Jalan ini telah di keraskan dengan beton. Jalan setapak ini terbagi dalam lajur naik dan lajur tangga. Tetapi dari ke-2 tipe lajur itu, 1 hal sama dari ke-2 nya ialah: keduanya sama ada di tengah-tengah kerimbunan rimba yang lestari, dan keduanya sama berkesempatan bertemu dengan monyet abu abu ekor panjang.
Monyet di seputar pura lempuyang merupakan hewan liar. Tetapi mereka tidak ganas. Sejauh beberapa puluh tahun, jarang-jarang sekali ada catatan masalah serangan monyet ke manusia, baik warga lokal atau pemedek dan pelancong. Namun untuk kehati-hatian, pengunjung seharusnya tidak menggunakan perhiasan emas yang menonjol seperti kalung panjang atau anting panjang. Sebab perhiasan seperti itu dapat memancing monyet untuk tarik perhiasan itu. Bila diambil oleh monyet, pasti bisa menyebabkan luka pada leher atau telinga.
Merujuk pada Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul yang mengatakan jika Si Hyang Parameswara bawa gunung-gunung yang berada di Bali dari jambudwipa yakni di India ke Gunung Mahameru. Potongan-potongan Gunung Mahameru itu dibawa ke Bali dan diperpecah menjadi lagi tiga buah sisi besar, selanjutnya diperpecah menjadi lagi beberapa bagian kecil. Sisi sedang jadi Gunung Batur dan Rinjani sedang pada pucuknya jadi Gunung Agung, yang di mana Gunung Agung saat ini ialah gunung paling tinggi di Pulau Bali
Pecahannya yang semakin lebih kecil jadi jejeran gunung-gunung yang sehubungan keduanya. Gunung-gunung yang terkait ini diantaranya Gunung Pengalengan, Beratan, Nagaloka, Pulaki, Pucuk Sangkur, Bukit Rangda, Trate Bang, Padang Dawa, Andhakasa, Sraya, Uluwatu, Tapsai dan Gunung Lempuyang. Gunung-gunung yang sudah disebut barusan dipakai selaku istana beberapa dewa, aktualisasi Tuhan untuk jaga Bali dalam keyakinan agama Hindu.
Pura Lempuyang terdiri dari tiga mandala yakni Lempuyang Sor, Lempuyang Madya dan Lempuyang Luhur. Berdasar lontar Markandeya Purana, Pura Lempuyang dibangun oleh Rsi Markandeya seputar era kedelapan M. Pada waktu itu Rsi Markandeya membuat suatu pesantrian untuk kepentingan persembahyangan sekalian membabarkan tuntunan Hindu.
Sama seperti yang telah diterangkan di atas jika candi Lempuyang Luhur adalah pura suci sebagai pusat peribadatan umat Hindu disitu. Nah karena itu kalian seharusnya patuhi banyak hal berikut ini:
- Tidak boleh memakai baju terbuka – Tidak semuanya yang bertandang memperoleh ijin untuk mendaki sampai ke pucuk. Salah satunya faktanya ialah memakai baju mini atau terbuka (bahkan juga tempat pundak dan lutut juga harus tertutup). Ketentuan ini difungsikan untuk jaga kesucian pura selaku pusat ritus beribadah.
- Tidak boleh kecupan – Sehubungan tempat ini benar-benar spiritual karena itu semua wujud kecupan benar-benar diharamkan di sini.
- Tidak boleh memakai drone – Peringatan untuk beberapa photografer! Walau dibolehkan untuk ambil gambar, tetapi pemakaian drone tidak boleh supaya tidak mengusik proses beribadah.
- Harus memakai kain – Selaku sisi dari adat, tiap orang yang bertandang ke pura harus menggunakan sarung minimum selutut. Sarung dapat dicarter di pintu masuk sejumlah Rp 10.000.
- Tidak diperbolehkan bawa makanan/ awalnya makan daging Babi
- Untuk wanita Tiba bulan, tidak diperbolehkan masuk area pura.
Demikain itu info yang bisa kita bagi, buat penyiapan sebelum bertandang ke Pura Lempuyang Luhur Bali. Dan tentunya sayang sekali jika kamu liburan tetapi tidak sempat tiba ke tempat rekreasi di Baliyang satu ini. Apa lagi untuk sampai ke sini perlu 2 jam mengemudi dari kota Denpasar.