Pantangan Yang Harus Diketahui Sebelum Sembahyang Ke Pura Lempuyang
Om Swastyastu semeton Bali Mekenyem, kali ini kita akan membahas tentang "Pantangan Pura Lempuyang" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @balimekenyem.
Pura Lempuyang berada di puncak Bukit Bisbis atau Gunung Lempuyang, Karangasem. Pura ini diperhitungkan terhitung paling tua kehadirannya di Bali. Bahkan juga ada yang memprediksi telah ada di jaman pra - Hindu-Budha, yang sebelumnya bangunan suci dibuat dari batu. Pura Lempuyang sebagai stana Hyang Gni Jaya atau Dewa Iswara.
Dalam buku terbitan Dinas Kebudayaan Bali (1998) dengan judul "Lempuyang Mulia" disebut, lempuyang berawal dari kata "lampu" maknanya cahaya dan "hyang" untuk menyebutkan Tuhan, seperti Hyang Widhi. Dari kata itu lempuyang atau lampuyang disimpulkan cahaya suci Tuhan yang terang-benderang (mencorong/menyoroti).
Ada pula versus yang lain mengatakan lempuyang ialah semacam tanaman yang digunakan bumbu masak. Hal tersebut dihubungkan bernama banjar di seputar Lempuyang yakni Bajar Bangle dan Gamongan. Bangle dan Gamongan sebagai tanaman semacam yang bias digunakan obat dan bumbu. Versus lain ada pula yang menyebutkan lempuyang berawal dari kata ‘empu' atau ‘emong' yang disimpulkan jaga. Bhatara Hyang Pasupati mengutus tiga putranya turun untuk mengemong buat jaga konsistensi Bali dari bermacam guncangan musibah alam.
Dalam lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul dinyatakan; Si Hyang Parameswara bawa gunung-gunung yang berada di Bali dari Jambhudwipa ( India), dari Gunung Mahameru. Potongan Gunung Mahameru itu dibawa ke Bali dan dibagi jadi tiga sisi besar dan beberapa bagian kecil. Sisi tengahnya jadi Gunung Batur dan Rinjani, sedang pucuknya jadi Gunung Agung. Pecahannya yang lebih kecil jadi jejeran gunung-gunung di Bali yang terkait keduanya. Gunung-gunung itu ialah Gunung Tapsahi, Pengelengan, Siladnyana, Beratan, Batukaru, Nagaloka, Pulaki, Pucuk Sangkur, Bukit Rangda, Trate Bang, Padang Dawa, Andhakasa, Uluwatu, Sraya, dan gunung lempuyang. Gunung-gunung itu sebagai stana beberapa Dewa aktualisasi Tuhan untuk jaga Bali.
Salah satunya objek rekreasi di Bali ini dan sebagai tempat suci untuk umat Hindu, pura berada di daerah sisi Timur pulau dewata persisnya di Kabupaten Karangasem. Dengan background pemandangan Gunung Agung yang memikat, selain sebagai tempat suci, Pura Sad Kahyangan Lempuyang Mulia mempunyai kekhasan tertentu seperti kemurnian alamnya, khususnya teritori rimba pas jadi paru-paru Pulau Dewata. Pelancong yang suka trackking, lakukan perjalanan ke Pura Mulia ini akan memberi kesan dan pengalaman cantik, unik dan melawan ada banyak lajur pendakian ke arah pucuk, bila ingin lebih mudah, telah disiapkan di lajur khusus dengan tangga berundak, biasa dipakai oleh umat Hindu sebagai lajur pemujaan.
Awalnya perjalanan diawali dengan tikungan dibarengi tanjakan, lokasi yang pertama bisa kita datangi ialah Pura Lempuyang Madya terhitung Pura Dang Kahyangan. Masalah status yang kasungsung (di puja) oleh umat Hindu di pura itu diyakinkan ialah Ida Batara Empu Agenijaya dan Empu Manik Geni. Di mana, Empu Agenijaya bersaudara tujuh, salah satunya Mpu Kuturan, Mpu Baradah dan Mpu Semeru. Sementara palinggih yang ada salah satunya palinggih bebaturan linggih Batara Empu Agenijaya sareng Empu Manikgeni, Gedong Tumpang Siki (satu), dua dan tiga, Manjangan Saluang, Sanggahr Agung, Bale Pawedaan, dan Bale Pesandekan.
Untuk pelancong yang ingin menyaksikan keelokan dari Pucuk Gunung Lempuyang / Bukit Bisbis ke arah Pura khusus Sad Kahyangan Lempuyang Mulia di pucuk kita harus menjejaki lebih dari 1.700 (seribu tujuh ratus) anak tangga, di saat menjejaki jalan ke pucuk berikut kita di suguhi udara sejuk dari rimba yang asri, beberapa suara satwa dan panorama alam Kabupaten Karangasem yang memikat, yang lebih unik. Perlu usaha ekstra untuk ke arah pucuk, rimbuhan belukar bersebaran antara beberapa pohon tropis, kicauan burung di alam bebas, dan kera-kera liar yang terlihat bergelantung ialah selingan saat perjalanan.
Untuk umat Hindu atau Beberapa pelancong yang akan Tangkil (tiba sembahyang) ke Pura Sad Kahyangan Lempuyang Mulia, satu perihal yang pantas disiapkan ialah ketahanan fisik, dan sudah pasti hati yang ikhlas suci, dan larangan-pantangan yang pantas di taati yakni jangan berbicara kasar saat perjalanan, orang cuntaka (seakan ada keluarga yang wafat), wanita haid, menyusuai, anak yang masih belum tanggal gigi susu seharusnya tidak boleh dahulu masuk pura atau bersembahyang ke pura di tempat, bawa atau makan daging babi pun tidak dibolehkan.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.