Notifikasi

Memuat…

Sekilas Tentang Dasa Aksara Menurut Hindu

Sekilas Tentang Dasa Aksara Menurut Hindu
Sepintas mengenai Dasa Aksara

Peningkatan Kebudayaan Bali dalam sastra pelajari seluruh pustaka yang memiliki kandungan bermacam tuntunan ke Tuhanan dan ke Duniaan yang segera dapat memberi kebahagiaan lahir-bathin ke pendukungnya yakni warga Bali Terutamanya.

Menurut Prof. Dr. Tjok Rai Sudharta MA, (SARAD No.36/2003) perjalanan Agama Hindu sampai di Indonesia rupanya tidak seluruhnya langsung tiba atau dibawa dari India. Agama Hindu di India sendiri sentuh Nepal, hingga bangunan Meru yang ada disitu sama yang berada di Bali. Lantas meyentuh Tibet, hingga fasilitas genta dan petanganan mudra yang digunakan Sulinggih di Bali digunakan di Tibet. Selanjutnya ke arah Asia Tenggara, Cina, sampai seberang ke Kalimantan Timur (Kutai). Oleh karenanya ada fasilitas uang kepeng atau jinah bolong, dupa dan uluntaga. Itu bermacam tipe simbul yang sekarang diketemukan dan dipakai di Bali.


Agama Hindu ialah yang kaya simbol atau simbul. Sekecil apa saja simbul itu memiliki kandungan arti yang paling dalam. Disamping itu aksara besar sekali dampaknya dalan kehidupan beragama di Bali.
Tiga jenis aksara bali yang diartikan, yakni :
  • Wreçastra, Aksara ini dipakai dengan bahasa Bali wajar berdasar hanacaraka yang sejumlah 18 aksara, misalkan Urak, Pipil, Pangeling-eling dan semacamnya.
  • Swalalita, Aksara ini dipakai dalam sastra Jawa Kuno, Bahasa Kawi dan yang lain, sejumlah 35 aksara, hamper sama dengan aksara dengan bahasa Sanskerta.
  • Modre, ialah sisi kedyatmikan, misalkan : Japa Mantra, Pertanda (simbul) dalam keagamaan, upacara dan yang terkait dengan dunia kegaiban, doa-doa dan penyembuhan. Aksara ini dipakai untuk kadyatmikan sebagaimana untuk japa, mantra, lambang-lambang keagamaan, upacara yang terkait dengan dunia kegaiban dan penyembuhan (usada). Aksara Modre ini yakni aksara mati sebab banyak dengan baju (pegangge). Aksara Modre berikut yang diartikan dengan Aksara Suci dalam Agama Hindu diantaranya ialah Dasa Aksara.
Menurut lontar atau buku Usada Tiwas Punggung (Punggung Tiwas), Dasa Aksara ini terdiri dari 10 aksara suci atau Wijaksara, yakni Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Sing, Wang, Yang. Ke-10 aksara ini berasal dari 8 buah aksara wianjana (sa, ba, ta, na, ma, si, wa, dan ya) dan dua buah aksara suara (a dan i). Jika sepuluh aksara ini dirangkai dalam kalimat akan tercipta satu kalimat yang bunyinya seperti berikut : sabatai nama siwaya. Kalimat ini adalah pernyataan doa untuk memuliakan Dewa Siwa (nama Siwa ya), antara beberapa dewa, Sang Hyang Siwa paling dimuliakan oleh umat Hindu di Bali, sebab umumnya dari mereka berpedoman tuntunan Siwa Siddhanta. Dewa-dewa lainnya masih disegani, tapi tidak semulia dewa Sang Hyang Siwa, sebab dewa itu adalah perwujudan Dewa Siwa saat sedang melakukan peranan atau pekerjaanNya.

Dalam hubungan dengan Aksara Suci ini, seterusnya bisa diterangkan begitu, sebab Umat Hindu di Bali atau Indonesia biasanya ialah pengikut tuntunan Siwaisme (Siwa Siddhanta).

Pemahaman Siva Siddhanta, berawal dari Siddhanta berarti akhirnya suatu hal yang sudah diraih, yang tujuannya ialah satu ringkasan dari tuntunan yang telah mapan. Tuntunan ini adalah dari hasil akulturasi dari banyak tuntunan Agama Hindu, di dalamnya kita dapatkan tuntunan Weda, Upanisad, Dharmasastra, Darsana (khususnya Samkya Yoga), Purana dan Tantra. Tuntunan dari beberapa sumber itu bersatu dalam tuntunan Tattwa sebagai jiwa atau intisari Agama Hindu di Bali. Sebab sejumlah besar warga berpedoman tuntunan Siwa Siddhanta, karena itu yang mencolok ialah aksara Modre yang dipakai oleh pengikut tuntunan ini. Aksara Suci itu salah satunya ialah sepuluh aksara, yakni SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA atau SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG, ke sepuluh aksara berikut yang dinamakan "Dasa Aksara" yang dilihat suci dan sakti.

Dasa Aksara selaku Lambang Aksara Suci Umat Hindu di Bali

Dasa Aksara adalah aksara yang suci, sebab suci itu tidak sembarangan orang dapat pelajari Dasa Aksara. Untuk mereka yang pengin pelajari Dasa Aksara ini untuk pahami pokok tuntunannya secara benar dan sanggup menyerapkan ke dalam sanubarinya harus lewat satu upacara yang disebutkan Pawintenan Sastra Mautama (Maha Utama), satu upacara untuk penyucian diri, baik sthula sarira (jasmani) atau suksma sarira (rohani). Jika ini tidak dikerjakan karena itu peluang akan mendapatkan rintangan dalam proses pembelajarannya, hingga tidak capai apa tujuan, selaku Balian Usada.

Setiap dari aksara ini memiliki linggih, genah, sthana (tempat, posisi) baik dalam tubuh manusia (bhuana alit, mikrokosmos), atau di alam raya (bhuana agung, makrokosmos). Dalam tempat linggih, posisi, letak atau sthana dari setiap aksara ini bersemayam juga dalam tempat beberapa Dewa, Sang Hyang atau Batara, komplet dengan lambing warna, senjata dan simbul perwujudannya.

Aksara Sang dalam tubuh manusia atau bhuana alit malinggih di jantung, di jagat raya atau bhuana agung brada di arah timur (purwa), dengan dewanya Sang Hyang Iswara, dan simbol berwarna putih. Aksara Bang di bhuana alit ada di hati, di bhuana agung tempatnya di arah selatan (daksina), dengan Sang Hyang Brahma selaku batara atau dewanya, dan simbol merah berwarna. Aksara Tang di bhuana alit ada di ungsilan atau buah pinggang, di bhuana agung bersemayam di barat, dengan Sang Hyang Mahadewa selaku dewanya dan simbolnya warna kuning. Begitu keterangan selanjutnya untuk aksara ang, ing, nang, mang, sing, wang, dan yang.

Aksara Ang, Ung, dan Mang disingkat AUM atau OM dan dibaca ONG merupakan simbul Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa (Trimurti atau Tri Sakti) yang kesaktiannya diakui baik oleh aliran Siwa maupun Buddha. Aksara OM merupakan simbul dari Utpeti, Sthiti dan Pralina yaitu lahir, hidup dan mati.

Aksara SA (SANG) adalah simbul Dewa Iswara. Aksara BA (BANG) adalah simbul Dewa Brahma. Aksara TA (TANG) adalah simbul Dewa Mahadewa. Aksara A (ANG) adalah simbul Dewa Brahman. Aksara I (ING) adalah simbul Dewa Siwa. Sedangkan aksara NA (Nang) adalah simbul Dewa Mahesora. Aksara MA (MANG) adalah simbul Dewa Rudra. Aksara SI (SING) adalah simbul Dewa Sangkara. Aksara WA (WANG) adalah simbul Dewa Sambu. Kemudian aksara YA (YANG) adalah simbul Bhatara Guru. Demikianlah Dasa Aksara mempunyai makna yang amat penting karena merupakan simbul atau lambang dari para Dewa sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi.

Maka dari itu, karena ketinggian nilainya, maka Dasa Aksara itu dituliskan pada alat-alat atau sarana yang dipakai dalam Dewa Yajna, Rsi Yajna, Manusia Yajna, Pitra Yajna (Atma Wedana) dan pada sarana lain yang diharapkan mempunyai jiwa dan makna yang penting dan suci bagi Umat Hindu.

Tabel Dasa Aksara

Berikut tabel dari Dasa Aksara yang merupakan modifikasi dari isi lontar Krakah Modre, sebagai berikut :

No
Bunyi Wijaaksara
Linggih di Bhuana Alit
Linggih di Bhuana Agung
Dewa Batara
Warna
1
Sang
Papusuhan Jantung (hrdaya)
Timur (purwa) sang
Hyang Iswara
Putih
2
Bang
Ati Hati (yakrta)
Selatan (daksina) Sang
Hyang Brahma
Merah
3
Tang
Ungsilan Buah pinggang (verkka)
Barat (pascima)
Sang Hyang Mahadewa
Kuning
4
Ang
Ampru Empedu (tikta)
Utara (uttara)
Sang Hyang Wisnu
Hitam
5
Ing
Tengahing ati Pertengahan hati (yakrt)
Tengah (madya)
Sang Hyang Siwa
Nila
6
Nang
Peparu paru (puphusa)
Tenggara (agneya)
Sang Hyang Maheswara
Dadu
7
Mang
Usus (srota)
Barat daya (neriti)
Sang Hyang Rudra
Jingga
8
Sing
Limpa (phila)
Barat laut (wayabya)
Sang Hyang Sangkara
Hijau
9
Wang
Ineban Kerongkongan (mahasrota)
Timur laut (ersania)
Sang Hyang Sambu
Biru
10
Yang
Susunan rangkaian hati (yakrthrdaya)
Tengah (madya)
Sang Hyang Guru
Panca Warna

Dasa Aksara terbagi atas dua buah kelompok yang disebut Panca Brahma (agni, api) dan Panca Tirta (apah, air). Panca Brahma terdiri atas aksara Sang, Bang, Tang, Ang, dan Inga tau Sa-ba-ta-a-i. Sedangkan Panca Tirta terdiri. Atas aksara Nang, Mang, Sing, Wang dan Yang, atau Na-ma-Si-wa-ya. Kelima aksara suci yang membentuk baik Panca Brahma maupun Panca Tirta tidak disebut sebagai Panca Aksara. lebih lengkap tentang dasa aksara silahkan simak artikel "Dasa Aksara sumber kekuatan Alam". Demikianlah Sekilas tentang Dasa Aksara, semoga bermanfaat.
Baca Juga
Posting Komentar