Notifikasi

Memuat…

Pura Griya Sakti Manuaba Tegallalang Gianyar

Pura-Griya-Sakti-Manuaba

 Pura Griya Sakti Manuaba
berada di Dusun Pakraman Manuaba persisnya di Banjar Terampil Dusun Kenderan Tegallalang Gianyar Bali seputar 17 Km dari kota Gianyar atau 32 Km dari kota Denpasar.

Menurut prasasti yang berisi mengenai kehadiran pura itu hingga saat ini belum berada di temui yang jelas, tetapi menurut Mitologi yang di yakin warga di situ dan lontar Dwijendra Tatwa yang berisi mengenai lelintih beberapa Brahmana – Brahmana yang berada di Bali sekelumit ada berisi mengenai kehadiran Beliau Batara Sakti Manuaba.

Dalam Mitologi dikisahkan jika Beliau Ida Betara Sakti Manuaba ialah seorang Brahmana masih turunan Danghyan Dwijendra. Beliau ialah Putra dari Maha Brahmana yang namanya Brahmana Diler. Beliau sendiri namanya Brahmana Nyoman Buruan yang disebut cucu dari Dhanghyang Dwijendra. Beliau ialah seorang Brahmana yang paling sakti dan arif karena itu beliau pada saat itu jadi Bagawanta oleh Raja Bali yang Berkuasa pada saat itu yang Bertitel Dalam Waturenggong seputar Era ke 14 Masehi

Kenapa Beliau di sungsung di Pura Geriya Sakti Manuaba sampai saat ini? Dalam Mitologi dikisahkan jika pada saat itu Dusun Manuaba sedang terkena musibah yang paling hebat bayak orang yang sakit tidak dapat di obati, bayak yang wafat, sawah – sawah dan lading banyak yang kekeringan dan tidak dapat hasilkan.

Pada akhirnya Bendesa Manuaba yang memerintah pada saat itu tangkil menghadap Raja Bali minta panduan supaya warga warga Dusun Manuaba dapat ditolong. Karena itu atas panduan Raja Bali pada saat itu dimohonlah Beliau Betara Sakti Manuaba (Sira Brahmana Nyoman Buruan) supaya beliau sudi tiba ke dusun Manuaba untuk selamatkan warga dari mara bahaya, dan beliaupun terkait untuk tiba selamatkan warga Dusun Manuaba. Setiba Beliau di Dusun Manuaba lalu Beliau melangsungkan Penyembahan pada Ida Si Hyang Widhi supaya Warga Manuaba terlepas dari semua musibah dan masalah arwah jahat, wong kabur, buta demit yang mengusik pada waktu itu. Atas duka cita Beliau pada waktu itu karena itu semua musibah dapat ditangani beberapa penganggu dapat Beliau taklukkan. Beberapa orang sakit dapat pulihtanpa obat oleh karenanya Beliau benar-benar di hargai dan disanjung oleh warga dan dipanggil Batara Sakti dan dimohonkan oleh warga Manuaba supaya beliau siap menetap di Dusun Manuaba untuk jaga dan selamatkan Dusun Manuaba, Beliaupun siap menetap dan tinggal di Dusun Manuaba. Dalam tempat penyembahan Beliau di saat meminta keselamatan kehadapan Si Hyang Widhi menjadi Stana atau Geriya Beliau, dan Beliau sudi memberi memberikan panduan mengenai tata langkah bertani yang bai yang sekarang disebutkan Dharma Pemaculan dan membenahi warga supaya bisa hidup nyaman. Beliau benar-benar suka tinggal di Manuaba beliau lakukan pertapaan di bawah pohon beringin di teritori Banjar Terampil. Sesudah beliau moksa, dalam tempat bertapanya ada lurusan perunggu dan tombak. Tetapi ada pula yang menjelaskan benda itu ialah galih (tulang) Ida. Saat sebelum Beliau Moksa Beliau banyak turunkan putra – putra yang sejauh ini disebutkan Treh Brahmana Manuaba, dan sejauh ini Stana Beliau disungsung oleh warga Manuaba. Dan jadi tempat penyembahan untuk meminta keselamatan oleh seluruh umat dan golongan Brahmana. Tempat Ida moksa dibuatkan pura yang disebutkan Pura Griya Sakti. Benda yang ditinggal itu tersimpan di gedong suci. Tiap odalan, benda itu diwangsuh (bersihkan) di bendungan Membuka dan Dama Keling yang Ida buat dahulu. Air yang dipakai mewangsuh benda itu dipakai selaku tirta umat habis bersembahyang di pura ini

Tata Letak Bangunan / Pelinggih

Seperti biasanya Pura – Pura yang berada di Bali, Pura Geriya Sakti Manuaba di bagi jadi bagian-bagian atau mandala yakni :

1. Utamaning Mandala (Dalaman)

2. Madyaning Mandala (Jaba Tengah)

3. Nistaning Mandala (Jaba Sisi)

Di utamaning Mandala terbagi dalam beberapa pelinggih salah satunya :

1. Padman Sana yakni Stana Ida Si Hyang Widhi Wasa

2. Gedong yakni selaku Stana Ida Betara Sakti Manuaba

3. Pawedan / Pengaruman Tempat Siwa Krana atau alat – alat Pamujaan Ida Betara

4. Palinggih Ida Betara Ratu Gede

5. Piyasan Ageng

6. Bale Penyucian

7. Palinggih Tetekan / Tongkat Beliau Betara Sakti (Taru Kemoning)

8. Bale Pesandekan

9. Panegtegan

10. Pawedan Tempat Jero Mangku lakukan penyembahan waktu piodalan

Di Madya Mandala tedapat palinggih misalnya :

1. Dua buah Jepit Lawang yang berada di muka candi bentar

2. Bale Pesandekan

3. Bale Pesandekan Beberapa Sulinggih

4. Bale Angklung

Di Nistaning Mandala trdapat palinggih misalnya :

1. Dua buah pohon Tangi

2. Dua buah Bale Gong

3. Bale Kulkul

4. Palinggih Ratu Gede Macan

5. Wantilan Ageng

6. Perantenan Suci

Pengamong

Pengamong Pura Geriya Sakti Manuaba ialah Krama Dusun Tradisi Manuaba yang terbagi dalam 7 Banjar Tradisi salah satunya :

1. Banjar Pande

2. Banjar Terampil

3. Banjar tengah

4. Banjar Triwangsa

5. Banjar Gunaksa

6. Banjar Pinjul

7. Banjar Dusun

Banjar – banjar ini lah yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan puja wali / piodalan di Pura Geriya Sakti Manuaba yang umum dipisah jadi 3 barisan. Barisan I Banjar Terampil dan Banjar Pande, Barisan II Banjar tengah dan Banjar Triwangsa, Barisan III Banjar Gunaksa, Bnajar Pinjul, dan Banjar Dusun. Masing – masing barisan ini secara berganti-gantian ngamong piodalan sepanjang satu tahun, mereka bekerja mempersiapkan semua kepentingan alat upacara dan penerapan piodalan.

Piodalan

Piodalan di Pura Geriya Sakti Manuaba jatuh pada penanggalan Bali yakni hari Selasa Keliwon Medangsia 10 hari sesudah Hari Raya Kuningan. Di saat piodalan banyak umat yang tangkil dari bermacam Kelas dan Kelompok

Pura Damukeling

Pura ini tidak dapat dipisah kehadiranya dengan Pura Geriya Sakti Manuaba sebab menurut narasi beberapa tetua – tetua di Dusun Tradisi Manuaba tempat ini adalah tempat Pesucian Ida Betara Sakti Manuaba di saat Beliau masihlah ada. Dalam tempat ini ada sumber air yang yang paling jernih yang keluar dari kelebutan dari masing – masing arah mata angina, dan air ini dipercaya oleh umat bisa mensucikan diri dari semua kotoran dan penyakit. Sampai saat ini tempat ini jadi tempat Pesucian Ida Betara Sakti Manuaba waktu piodalan dan tempat ambil air suci selaku fasilitas tirta waktu piodalan.

Untuk beberapa pemedek yang pengin lakukan penglukatan peleburan sesudah mengaturkan sesaji dibolehkan mandi di pancuran yang ada paling bawah untuk pancuran yang ada di atas cuman ditujukan untuk ambil air suci / tirta. Demikian sekelumit mengenai kehadiran Pura Geriya Sakti Manuaba.

Sebab Pura Griya Sakti adalah Pura Kahyangan Jagad, yang tiba bersembahyang waktu odalan bukan hanya masyarakat di tempat. Tetapi seluruh umat Hindu di Bali.

Baca Juga
Posting Komentar