Tari Joged Bumbung Bali
Baca juga: Pengertian Dan Sejarah Topeng Sidakarya
Jenis-Jenis Tari Joged Tari Joged ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- Joged Pingitan ini pada awalnya merupakan tari pergaulan yang diayomi di lingkungan istana dan sekarang menjadi tarian yang disakralkan. Misalnya di banjar Pekuwudan Sukawati.
- Adar, Tokohan, Udegan merupakan tari pergaulan yang sudah di pelihara oleh masyarakat banyak.
- Andir merupakan sejenis tari pergaulan yang pementasannya dikaitkan dengan ritual keagamaan dan kepercayaan.
- Gandrung merupakan sejenis tari pergaulan yang ditarikan oleh kaum laki-laki, namun pada saat sekarang tari ini berkembang menjadi tarian yang ditarikan oleh kaum perempuan.
- Joged bungbung suatu tari pergaulan yang berfungsi sebagai hiburan dimana penyebarannya sangat luas hamper di seluruh Bali.
Dilihat dari sejarahnya, Joged Bumbung adalah tari pergaulan yang muncul tahun 1946 di Bali Utara yang sekarang hampir bisa ditemui disetiap sisi Bali. Mengajak penonton menari bersama atau ngibing adalah salah satu keunikan tarian ini yang seringkali mengundang tawa. Apalagi nggak semua penonton bisa menari dengan baik. Entah kapan, dimana dan oleh siapa, Joged Bumbung sering ditemui ‘mengundang’ penonton untuk melakukan lebih dari sekedar tarian.
Joged Bumbung merupakan tari pergaulan yang sangat populer di Bali, tari ini memiliki pola gerak yang agak bebas, lincah dan dinamis, yang diambil dari Legong maupun Kekebyaran dan dibawakan secara improvisatif. Tarian ini juga membutuhkan kelincahan gerak tubuh dan mata dari penarinya, dengan sesekali penarinya bergoyang ala dangdut.
Tari joged ini merupakan tarian berpasangan, laki-laki dan perempuan dengan mengundang partisipasi penonton. Semua tari Joged (kecuali Joged Pingitan yang memakai lakon Calonarang), selalu ada bagian paibing-ibingannya yaitu tarian bermesraan. Diawali dengan penari joged memilih penonton laki-laki yang diajak menari bersama-sama di atas pentas.
Tarian ini diiringi dengan gamelan Tingklik bambu berlaras Slendro yang disebut Grantang atau Gamelan Gegrantangan. Tarian ini muncul pada tahun 1946 di Bali Utara dan kini Joged Bumbung dapat dijumpai hampir di semua desa dan merupakan jenis tari joged yang paling populer di Bali.
Memang benar orang luar sering menyebut orang Bali itu kreatif. Jiwa seni orang Bali sudah dibawa sejak lahir, entah siapa yang mengasahnya di dalam kandungan. Akar pohon bisa menjadi patung yang mampu dijual puluhan juta rupiah. Orang mabuk pun bisa mengeluarkan jenis musik yang enak didengar dan lahirlah Genjek.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan dalam ulasan kali ini, semoga bisa membantu anda dalam mencari wawasan tentang Tari Joged Bumbung di bali. Sampai jumpa di artikel selanjutnya...