Klakat atau Pancak
Klakat atau Pancak
Klakat (Kelakat) terbuat dari bambu, dianyam sedemikian rupa berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan upacara. Pada kelakat memiliki lubang-lubang segi empat dengan aturan lubangnya pada sisi yang satu berjumlah lima lubang dan sisi yang lain lima lubang juga, sehingga jumlah lubang semua dua puluh lima lubang.
Disebut pancak berasal dari kata panca atau lima, karena memiliki lubang setiap sisi adalah lima, dan kata panca disini mengandung makna sebagai simbul kekuatan Panca Maha Bhuta. Karena kekuatan Panca Maha Bhuta merupakan kekuatan prakerti (acetana ) sebagai salah satu kekuatan pendorong dari pesembahan atau korban suci kehadapan Sang Hyang Widhi, karena Sang Hyang Widhi adalah merupakan kekuatan purusa ( cetana ), dengan kata lain mempercepat proses penyatuan antara Sang Pencipta dengan mahluk ciptaan-Nya. Pancak dipakai sebagai alas suatu upacara.
Contoh : sebagai alas upakara caru, upakara saji, dll
KLAKAT SUDHAMALA
Pancak ini juga terbuat dari bambu, berbentuk segi empat bujur sangkar tetapi ukurannya lebih kecil dengan ukuran sisinya 10 - 15 cm. Namun anyamannya agak berbeda memakai tangkai, dan bentuk ini dibuat bentuk feminim dan maskulin ( laki - laki atau perempuan ). Pancak Shudamala yang laki - laki, padalubang tengahnya berisi tanda silang, sedangkan untuk yang perempuan hanya lubang bersudut delapan. Dibuat lubang bersudut delapan mengndung makna delapan kemahamulian Sang Hnyang Widhi ( Asta Aiswarya ) yaitu :
- Anima : Sang Hyang Widhi bersifat kecil, sekecil - kecilnya.
- Laghima : Sang Hyang Widhi bersifat ringan, seringan - ringannya.
- Mahima : Sang Hyang Widhi maha besar
- Prapti : Sang Hyang Widhi dapat mencapai segala - galanya
- Prakamya : Sang Hyang Widhi dapat mencapai segala yang dikehendaki
- Isitwa : Sang Hyang Widhi merajai segalanya
- Wasitwa : Sang Hyang Widhi memiliki sifat Maha Kuasa
- Yatrakamawasayitwa : Sang Hyang Widhi memiliki sifat wyapi wyapaka
Panca Sudhamala pada lubang tengah memakai tanda silang, mengandung simbul Swastika memiliki maksud empat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yg disebut Chadu Sakti, yaitu :
- Wibhu Sakti : Maha besar
- Sadu Sakti : Maha ada
- Jnana Sakti : Maha tahu
- Krya Sakti : Maha kerja
Dengan demikin Pancak Sudamala merupakan simbul dua kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang bersifat Purusa-Prakerti dengan kemahakuasaan sebagai Cadhu Sakti dan delapan sifat kemahamuliaan-Nya.
Pancak Sudamala biasanya dipakai sebagai pelengkap upakara dewa-dewi (Siwagotra-Siwagotri) yang ditaruh pada Sanggah Surya. Disamping itu dipakai merangkai sekah apabila ada upacara nyekah ngangseng.