Notifikasi

Memuat…

Serba-Serbi Tumpek Landep

Semua alat atau benda berbahan besi dan sejenisnya, oleh umat Hindu, ''didewakan.'' Di hari ''lahirnya'' yakni Tumpek Landep yang jatuh Sabtu kemarin, semua alat itu keluar untuk disembahyangi.

Si pengguna menghaturkan rasa syukurnya kepada alat-alatnya yang selama enam bulan (kalender Bali) sudah dioperasikan dengan baik. Mulai perkantoran hingga masyarakat (Hindu) mengupacarai alat-alat tersebut kemarin.

Di RS Sanglah, misalnya. Di instansi ini begitu banyak peralatan medis. Yang mana selama ini alat-alat tersebut difungsikan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Mulai dari alat bedah, radiologi, ambulans, dan sejumlah peralatan lainnya.

Direktur Umum dan Operasional RS Sanglah drg. Triputro Nugroho menyebutkan upacara kemarin terkait dengan Hari Tumpek Landep. Di mana pihak rumah sakit secara rutin melakukan upacara seperti ini.

Namun demikian, diakui oleh dokter yang akrab disapa Nugie itu, proses upacara ini tidak mengganggu pelayanan yang ada di RS Sanglah. ''Ini sudah rutin kok. Namanya juga upacara adat, jadi wajib untuk dilaksanakan. Alat-alat yang disembahyangi memang banyak, tapi tidak semua kok. Jadi kalau memang ada akan digunakan untuk pembedahan, ya tetap digunakan, dan tidak disembahyangi," jelas Nugie.

Suasana sama terlihat di kantor lain. Di kantor korps baju cokelat dan hijau, juga sama. Seperti pantauan koran ini di Polsek Denpasar Selatan kemarin. Terlihat 71 senjata api genggam dikeluarkan untuk diupacarai.

Pegawai setempat tampak sibuk sejak pukul 09.00. Benda (alat) besi lainnya adalah empat mobil dinas dan 23 kendaraan dinas roda dua. Semua kendaraan berjajar rapi di halaman Polsek. Semuanya diberi banten. Di tengah-tengah acara, pemangku yang dibantu lima ibu-ibu Bhayangkari (istri-istri polisi) memercikkan tirta (air suci) ke arah kendaran, dilanjutkan ke aparat.

Upacara yang dipimpin pemangku Ida Bagus Made Kerti tersebut diikuti sepertiga anggota. ''Yang lainnya tetap berjaga," ungkap Kapolsek Densel AKP I Gede Ganefo.

Tumpek Landep merupakan hari untuk memanjatkan puji syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmatnya. ''Dia (Hyang Widhi) telah memberikan kekuatan dan semoga tetap memberikan kekuatan agar kami dapat menggunakan senjata-senjata ini dengan baik dan benar,'' ungkap Ganefo.

Suasana tidak jauh beda terlihat di rumah-rumah. Bagi umat Hindu pemilik kendaraan (roda dua atau empat) serta senjata lain melangsungkan upacara sejak pagi hingga sore hari kemarin. Semua kendaraan maupun senjata dipasangi sayat atau bentuk lainnya. Sumber Radar Bali
Baca Juga
Posting Komentar